Selamat Datang ,@}:-',-- Terima Kasih Atas Kunjungan Anda

Tongkonan Pemanukan Deri



Tongkonan Pemanukan didirikan sekitar tahun 1500-san, oleh keturunan Ne' Dondo.

Awalnya Tongkonan Pemanukan ini berdiri diatas Buntu (bukit) Pemanukan, dimana bila kita berada diatas buntu Pemanukan kita akan disuguhkan pemandangan yang indah, Lembang Parinding Sampai Kota Rantepao bisa terlihat indah dari sini.
Disebelah timur akan disuguhkan indahnya pemandangan Lembang Lombongan, Sebagian Bori dan Lembang Karua, sebelah utara kita bisa menyaksikan daerah asal nenek Moyang Tongkonan Pemanukan yaitu dari Sesean kampung Nene' Sulo Ara.

Buntu Pemanukan ini dikelilingi oleh Benteng pertahanan Nenek Moyang masa lalu.
Sebelah Barat Tongkonan ini terdapat Pohon Karuaya yang besar simbol keberadaan awal dari Tongkonan Pemanukan ini sewaktu masih berada diatas Buntu Pemanukan.
Sebelah timur dan selatan terdapat bambu (tallang) tapi sayang sudah mulai punah, sedangkan di sebelah utara terdapat rumpun Betung (Pattung) dan sebelah utaranya lagi dimana sudah masuk wilayah bamba terdapat bambu (tallang) dari Tongkonan ini yang dikenal oleh orang Toraja "KOMBONG".

Tempat upacara tolak bala jaman dahulu kala dilaksanakan di Sumur (Turunan) Nene' Tua Ne' Dondo' di daerah Rura Deri.

Menurut inspirasi dalam mimpi dan juga cerita dari Nenek Ro'son Rumpang dan Debora Bae tongkonan ini awalnya kecil dan ramping, batu penyangga tulak somba bangunan awal masih bisa ditemukan di Buntu Pemanukan dimana batunya kecil dan pendek proporsional dengan bangunannya menurut cerita tutur Nene' Ro'son Rumpang.

Rante kalua atau tempat pelaksanaan upacara rambu solo (acara kedukaan) dari Tongkonan ini berada tidak jauh dari Tongkonan yaitu di daerah Rante Ne' Pipang, disebut Ne' Pipang karena disana ada sebuah batu yang besar dan pipih. Diatas batu mapipang (pipih) ini konon ceritanya Ne' Rose' menancapkan tongkatnya sehingga jadilah lobang pada batu itu dan selalu ada air didalamnya, biar kemarau panjang air dalam danau kecil ini tidak pernah kering.

Disebelah batu ini sebuah mata air yang tiada pernah kering meskipun kemarau panjang, konon ceritanya disinilah Ne' Rose' dahulu menancapkan Tombak Saktinya (Doke Pedullu), berhubung beliau mau mandi tetapi air subur awal ditempat itu kering karena kemarau panjang, sehingga Ne' Rose' mengambil Tombaknya yang di tancapkan diatas batu tadi kemudian menusuk dinding sumur itu dengan Tombak saktinya sehingga jadilah mata air yang tidak pernah kering sampai saat ini.

Tongkonan Pemanukan dipindahkan dari atas buntu Pemanukan oleh keturunannya agar mudah diakses.

Prosesi Adat dan Aluk Tongkonan paling tinggi atau Ma' Bua' Kasalle dilaksanakan pada tahun 1983.

Kenangan Foto Ma' Bua' Kasalle/Metangdo' di Tongkonan Pemanukan Tahun 1983

No comments:

Post a Comment