Selamat Datang ,@}:-',-- Terima Kasih Atas Kunjungan Anda

Tari Pa' Dao Bulan

Tari (ondo) Pa' Dao Bulan menceritakan tentang kisah kehidupan masyarakat desa di Toraja yang bermata pencaharian sebagai petani dan dipentaskan dalan acara sukacita khususnya pada acara syukuran setelah panen padi selesai sebagai tanda ucapan syukur kepada Tuhan (Puang Matua sebutan untuk Tuhan dalam bahasa Toraja) atas bumi yang memberikan hasil bagi kehidupan manusia khususnya orang Toraja.

Tarian pa' dao bulan adalah Tari kreasi baru yang diciptakan oleh keluarga Tonglo dan berasal dari Kecamatan Bonggakaradeng.
Gerakan-gerakan dalam tari ini tetap berpedoman pada tarian Pa' Gellu yang diciptakan oleh Ne Datu Bua' di daerah Pangala' Rinding Allo, hanya beberapa gerakan yang diubah atau dikolaborasikan sesuai dengan perkembangan.

Gerakan-gerakan pada Tari pa' dao bulan adalah sebagai berikut :

  1. Ma' Tabe'. Gerakan ini adalah gerakan pembukaan yaitu gerakan sambil membungkuk atau jongkok atau berlutut sambil mengatupkan tangan di dada dan menundukkan kepala. Gerakan ini bermakna penghormatan kepada:

    1. Puang Matua sang pencipta
    2. Deata dan Tomembali Puang sebagai sang pemelihara
    3. Para hadirin
    Gerakan ini mengandung nilai kesopanan, nilai luhur keimanan, nilai kesalehan, dan nilai kesadaran sosial.
  2. Pa' Papangngan. Gerakan ini sebagai tanda penyambutan secara hormat bagi para tamu dan siapa saja yang hadir, dan dipersilakan menikmati suguhan berbagai jenis penganan dan kuliner atau suguhan siri dan rokok.

  3. Pangallo. Gerakan ini adalah gerakan perubahan pada gerakan unnorong pada pa' gellu' toraya, gerakan ini yang menirukan gadis-gadis menabur atau menjemur pakaian, padi, atau udang yang mereka tangkap di sawah.
    Gerakan ini memberikan pesan bahwa manusia dalam bertingkah laku harus jujur dan transparan, dan bertanggung jawab

  4. Massiri. Gerakan ini sama maknanya pada gerakan pa' gellu'

  5. Pa' Tulekken. Gerakan ini sama maknanya pada gerakan pa' gellu'

  6. Pa' Lolok Pao. Gerakan menirukan daun mangga yang masih muda, berwarna jingga sifatnya lentik, luwes, dan tidak kaku. Maksudnya adalah manusia perlu bertingkah laku yang fleksibel, tidak kaku, dan berat bergerak. Lolo pao itu sangat luwes, gemulai bila ditiup angin. Dalam bergaul kita tidak boleh kaku dan berat karena hanya dengan bergaul sehat manusia dapat mengembangkan dirinya dengan baik. Manusia adalah makhluk yang punya kelebihan dan kekurangan hanya dengan hidup bermasyarakat dia dapat mengatasi dan menutupi kekurangannya dan kelebihannya menutupi kekurangan yang lain. Oleh karena manusia harus fleksibel dan luwes dalam pergaulan tetapi tetap menjaga tata-krama dan sopan-santun dalam hidup bersama.

  7. Pang Rampanan. Maknanya sama pada gerakan pang rampanan pa' gellu' Toraya

  8. .

Aksesoris yang digunakan juga memiliki kesamaan dengan pa' gellu, yaitu :
  1. Bayu bussuk siku (Baju adat Toraja)
  2. Dodo pa' tannun (jenis kain tenunan Toraja)
  3. Sa'pi' (hiasan kepala)
  4. Kandaure
  5. Ambero
  6. Kalung (manik kata dan manik rara')
    Manik Rara' Manik Kata
  7. Gelang (komba kalua')
  8. Selendang
Aksesori untuk para pengiringnya adalah
  1. Baju Pa' tannun Toraja (baju khas tenunan Toraja
  2. Dodo pa' tannun Toraja (sarung tenun Toraja)

Agar menambah semarak dan semangat maka dalam pementasan tari pa' dao bulan ini menggunakan alat musik pengiring yaitu gendang dan suling yang dibawakan oleh 3 orang laki-laki. Mereka memukul gendang secara terus-menerus, sambil sesekali membunyikan suling yang menambah meriahnya suasana. Penabuh gendang berada di sisi kiri dan kanan, sedangkan peniup suling berada di sisi kiri sebuah gendang.

Suling Lembang

Tabuhan di bagian sisi kiri dan kanan adalah berbeda, hal inilah yang membentuk harmonisasi irama dari gendang itu sendiri.

No comments:

Post a Comment