Tana Toraja terletak di pulau Sulawesi, tepatnya Sulawesi Selatan dikenal sebagai suku seribu budaya menyimpan banyak keunikan dan kebudayaan tersendiri. Kebudayaan-kebudayaan yang ada merupakan warisan leluhur yang masih lestari sampai saat ini.
Tana Toraja tak hanya memiliki ritual budaya, tetapi juga memiliki sejumlah kebudayaan dalam bidang seni rupa, salah satunya yaitu ukiran.
Ukiran ini dicetak menggunakan alat ukir khusus di atas sebuah papan kayu, tiang rumah adat, jendela, atau pintu.
ukiran Toraja biasanya menggunaan motif ukiran yang bermacam-macam, anatara lain, cerita rakyat, binatang yang disakralkan, benda di langit, peralatan rumah tangga atau tumbuh-tumbuhan.
Ada 130 jenis Passura’ (ukiran) dan semuanya merupakan pengembangan dari empat dasar ukiran yang dalam bahasa Toraja disebut dengan Garonto’ Pasura’.
Garonto’ Pasura’ ini biasanya terdapat di Rumah Tongkonan maupun bangunan-bangunan yang dianggap perlu untuk diukir.
Berikut ini adalah empat dasar ukiran (Garonto'/Garanto'Passura') Toraja :
- Pa’Barre Allo
Ukiran jenis ini menyerupai bulatan matahari dengan pancaran sinarnya. Jenis ukiran ini banyak ditemukan pada bagian muka dan belakang rumah adat Tana Toraja (Tongkonan), pada bagian atas berbentuk segitiga (Para Longa).
Makna dari ukiran ini adalah percaya bahwa sumber kehidupan dan segala sesuatu yang ada di dunia ini berasal dari Puang Matua (Tuhan yang Maha Esa), ataupun sebagai ilmu pengetahuan dan kearifan yang menerangi layakanya matahari.
- Pa’Tedong
Dari puluhan jenis ukiran Toraja, ukiran inilah yan paling sering digunakan. Dimana ukiran ini berarti Tedong “Kerbau”, mengapa disebut dengan kerbau karena ukiran ini memiliki motif seperti tanduk kerbau.
- Pa’ Manuk Londong
Ukiran yang menyerupai Ayam Jantan. Biasanya ukiran ayam jantan ini diletakkan diatas ukiran Pa’Barre Allo yang banyak dijumpai di rumah adat Tongkonan.
- Pa’ Sussu’
Pa’Sussu’ berarti garis/goresan. Ukiran ini memiliki motif yang berbentuk gari-garis lurus sejajar tanpa variasi serta warna, memang terkesan sederhana, namun memiliki arti serta makna yang sangat dalam bagi masyarakat Toraja itu sendiri.
Makna dari ukiran ini adalah melambangkan bentuk kesatuan mayarakat yang demokratis dan kebijakan untuk penentuan dasar-dasar kebijakan dalam suku Toraja. Garonto’ Passura’ ini juga memiliki daya tarik lain yaitu, menggunakan 4 warna dasar utama, yaitu merah, putih, hitam dan kuning, dengan tambahan warna emas untuk ukiran tertentu. Seni ukir dalam suku Toraja sudah ada sejak nenek moyang Tana Toraja. Maka dari itu, ragam hias tradisional seperti ukiran digunakan sebagai sumber informasi tentang budaya masyarakat Toraja
No comments:
Post a Comment