Selamat Datang ,@}:-',-- Terima Kasih Atas Kunjungan Anda

Manganda'/Mang Ondoan Tanduk (Tari Manganda')

Tarian Manganda' atau Mangondoan tanduk adalah salah satu jenis tarian hasil karya seni Nenek Moyang orang Toraja yang konon ceritanya berasal dari Toraja Utara khususnya bagian Rinding Allo dan sekitarnya.
Para pemeran dalam tarian ini adalah kaum pria dewasa sampai tua yang masih bisa melakukan gerakan tari. Para pria menggunakan tanduk kerbau di kepala dan dihiasi uang logam dan menggunakan semacam bel atau lonceng kecil yang berdering-dering sambil diiringi teriakan oleh para penari dan suka cita dan pujian syukur kepada Puang Matua (Tuhan) atas limpahan berkatnya.

Tarian manganda' adalah tarian yang dipertunjukkan dalam acara rambu tuka' atau acara kesukaan pada acara pemujaan sesuai dengan kepercayaan agama lokal (Aluk To dolo)


Kata Manganda’ berasal dari kata sehari-hari yang digunakan masyarakat Toraja yang berarti nondo-nondo atau kondo atau loncat-loncat yang dibarengi dengan rasa kegembiraan. Tarian Manganda’ hampir sama dengan tari Ma’randing (tari Toraja yang ditarikan pada upacara rambu solo).
Gerakan dalam tarian ini tidak memiliki hitungan yang baku, yang baku hanyalah urutan geraknya saja.

Tarian manganda' pertama kali di pertunjukkan pada acara ma' bua' (ritus upacara adat tertinggi pada Acara rambu tuka') yang dilaksanakan oleh keluarga Polo Padang.
Manganda' juga dilaksanakan pada acara mangrara banua atau peresmian rumah adat dalam hal ini tongkonan.

Tetapi tidak semua daerah lingkungan adat mengadakan pesta Ma’bua' (ritus upacara adat tertinggi masyarakat Toraja jaman dahulu), karena hanya orang keturunan bangsawan yang dapat melaksanakannya. Acara manganda' tidak bisa ditampilkan pada semua acara mangrara banua (syukuran/hajatan selesainya rumah), karena manganda' adalah acara khusus bagi tongkonan bangsawan atau kasta tinggi pada jaman dahulu.

Pemeran dalam tarian manganda' adalah juga orang-orang yang mempunyai garis keturunan bangsawan atau kasta tinggi, jadi tidak semua orang bisa memerankan tarian ini, terlihat dari kostum yang digunakan seperti Sepu' (tas khas Toraja pada jaman dahulu merupakan barang mahal bisa mencapai harga satu ekor kerbau),tanduk kerbau dan ornamen-ornamen yang dipakai dalam kostum tersebut.

Tanduk kerbau yang digunakan adalah tanduk kerbau yang digunakan pada acara Rapasan sundun (upacara kematian tingkat tinggi masyarakat Toraja)

  • Tanduk kerbau yang dipasang diatas kepala penari melambangkan:
    • Simbol kebesaran
    • Simbol keperkasaan
    • Simbol keberanian
    • Simbol kekayaan
    • Simbol kebanggan
  • Koin-koin yang dirangkai dengan tali panjang dan dihiaskan pada mahkota kepala kerbau melambangkan:
    • Simbol kekayaan
  • Kain yang digantung pada mahkota kepala kerbau melambangkan:
    • Simbol Kebesaran
    • Simbol kekayaan
    • Simbol kemakmuran
  • Lonceng kecil yang dibunyikan melambangkan:
    • Simbol Pujian syukur kepada Tuhan(Puang Matua)
    • Simbol kegembiraan/ajakan untuk bergembira ria

Dalam tarian manganda' pemerannya tidak dibatasi tetapi jumlahnya harus ganjil sesuai dengan adat rambu tuka'. Kostum yang digunakan dalam tarian Manganda’ yaitu memakai baju adat laki-laki Toraja, yaitu baju tallu buku dan memakai sarung pattannun yang dipakai seperti selempang yang berwarna putih.
Kemudian hiasan kepala yang memakai simbol tanduk kerbau yang terdapat berbagai ornamen di sekitarnya seperti koin kuno, kain Ma’wa, kain Sarita, dan memakai bulu ayam.
Aksesoris yang digunakan yaitu memakai kalung tora serta memakai Sepu’ yakni tas khas Toraja yang juga sebagai pelengkap tarian manganda.

Berikut ini adalah uraian kostum dan aksesoris manganda':

    1. Baju dan seppa tallu buku pa' tannun atau dikondisikan : merupakan pakaian khas laki-laki Toraja

    2. Sarung pattannun : Sarung yang digunakan sebagai pelengkap dari kostum tarian ini, sarung tersebut dipakai seperti selempang, sarung pattannun yang dipakai yaitu berwarna putih (bisa dikondisikan) yang menyimbolkan bangsawan

    3. Tanduk Kerbau : Tanduk yang digunakan sebagai hiasan kepala. Tanduk yang dipakai bukan sembarang tanduk, tanduk ini merupakan tanduk dalam upacara tertinggi rambu solo yaitu rapasan sundun. Tanduk ini dihiasi beberapa ornamen-ornamen kuno lainnya

    4. Kain Ma’wa dan kain Sarita : yaitu kain kuno artinya bahwa orang Toraja dulunya memakai kain Ma’wa merupakan kain langkah hanya orang-orang tertentu yang memilikinya

    5. Bulu ayam: Hiasan tandu kerbau juga terdapat bulu ayam yang letaknya diatas uang koin kuno, makna dari bulu ayam tersebut yaitu bahwa dalam upacara Ma’bua yang pertama dilakukan yaitu memotong ayam di atas tongkonan. Jadi bulu ayam itu menyimbolkan sebagai tanda bahwa dalam upacara selalu ada pemotongan ayam

    6. Kalung Tora’ : Aksesoris yang digunakan dalam tarian Manganda yaitu kalung tora atau taring babi kalau tidak ada yang terbuat dari kayu

    7. Uang Koin kuno : Makna dari uang koin kuno ini yaitu bahwa uang merupakan kebutuhan utama, dan jika ingin melaksanakan upacara yang paling utama dibutuhkan yaitu uang

    8. Sepu' : Sepu' adalah tas kecil yang terbuat dari kain khas Toraja dan manik-manik yang berukuran kecil biasanya digunakan sebagai tempat menyimpan sirih dan pinang, atau biasa disebut pangngan oleh masyarakat Toraja. Tas ini dulunya hanya dipakai oleh keturunan bangsawan saja

    9. Alak musik yang digunakan : giring-giring sejenis lonceng ukuran kecil sebagai bunyian pemujaan dan penghormatan


Demikianlah uraian singkat mengenai Tarian Manganda' peradaban mengagumkan Nenek Moyang masa lalu semoga dapat menjadi inspirasi dan pengetahuan adat dan budaya generasi muda Toraja secara turun-temurun.

No comments:

Post a Comment