Selamat Datang ,@}:-',-- Terima Kasih Atas Kunjungan Anda

Puisi Ungkapan Syukur Hasil Panen

Salah satu kebiasan Nenek Moyang orang Toraja jaman dahulu kala adalah senantiasa mengucapkan syukur kepada Tuhan (Puang Matua) atas segala pencapaian atau keberhasilan atau kesuksesan dalam meraih segala sesuatunya.
Dalam ucapan syukur ini sering mereka melantunkan syair-syair atau puisi-puisi ucapan syukur tanda kegembiraan dan rasa syukur atas berkat yang diberikan oleh Sang Khalik dalam kehidupan mereka.

Salah satu syair yang sudah banyak dilupakan atau bahkan tidak dikenal oleh generasi muda Toraja adalah syair/puisi ungkapan syukur atas tibanya musim panen.
Semoga syair atau puisi berikut ini akan menggugah generasi muda Toraja untuk mengingat kembali kebaikan dan warisan Nenek moyang masa lalu

        Kendek Mo Burana Padang

        Matasak mo sang randanan
        Ro'pomo Sangsalu rekke
        Matasak na tilan bunu'
        Ro'po mo na toto rangkapan

        Turun-turun to me pare
        Ma'lengkoan to ma' kangkan
        Na posende to ma' bongi
        Na pa' kurre sumanga'i

        Anna ma'dandanmo po'ko'
        Panito di ponnoi langngan
        Sundunmi alukna pare
        Sumaya tallu bulinna

        Kurre-kurre sumanga'na
        Langngan Puang Matua
        Belanna sebokan mamasena
        Anna ombo anna membura padang

Untuk terjemahannya dalam bahasa Indonesia kurang lebih seperti dibawah ini:

        Musim Panen Telah Tiba

        Sawah yang luas sudah menguning
        Sudah saatnya panen raya
        Menguning untaian ikatan padi
        Sudah dipotong menggunakan ani-ani

        Ramai-ramai para pemanen
        Berular para penuai
        Bergembira dan bersyukur para penuai

        Berjejer tumpukan hasil panen
        Penuh disimpan diatas lumbung
        Selesai sudah kegiatan panen padi

        Puji syukur kepada Tuhan
        Atas kebaikan dan kemurahan-Nya
        Sehingga bumi memberikan hasil

No comments:

Post a Comment