Orang Toraja sangat kaya dengan Adat istiadat dan budaya yang sangat mengagumkan seantero dunia, sehingga ada yang membuat suatu istilah "Jangan mati dulu sebelum menginjakkan kaki di Toraja".
Sebagai orang Toraja haruslah berbangga dan senantiasa memelihara peradaban masa lalu yang diwariskan nenek moyang kepada generasinya.
Salah satu budaya toraja yang terkenal dan senantiasa menarik perhatian wisatawan, adalah “rambu solo’” yaitu adat istiadat upacara kematian dan penguburan.
Upacara yang berlatarbelakang kepercayaan politeis ini mengandung nilai budaya yang tinggi dan sangat bernilai bahkan begitu mengikat masyarakat Toraja.
Untuk memahami mengenai rambu solo’ dalam keyakinan aluk todolo terlebih dulu perlu memahami hal-hal berikut :
- Tempat Rambu Solo’ dalam Konfigurasi Budaya Toraja
- Konsepsi Dasar Upacara Rambu Solo’
- Tingkatan-tingkatan dalam Pelaksanaan Rambu Solo’
- Simbol-simbol Upacara Rambu Solo’.
TEMPAT RAMBU SOLO DALAM KONFIGURASI BUDAYA TORAJA
Mitos toraja, menceritakan pada mulanya langit dan bumi masih bersatu. Perkawinan langit dan bumi melahirkan Ketika langit dan bumi berpisah, lahirlah tiga dewa yaitu: Pong Tulak Padang, Pong Bangga-irante, dan Gaun Tikembong. Ketiga dewa ini dikenal sebagai Puang Titanan Tallu, Tirindu Batu Lalikan (Tri dewa). Mereka yang menciptakan matahari, bulan dan bintang.
Aluk sanda pituna (aluk 777777 [pitung riu, pitung lampa, pitung sa'bu, pitung ratu, pitung pulo, pitung lise', pitung piak) menjadi filsafat hidup orang Toraja. Dimana manusia Toraja memandang kehidupannya sebagai suatu siklus atau suatu lingkaran yang tidak dapat diulangi. Tujuan hidup ialah kembali ke asalnya setelah segala ritual dipenuhi. Aluk 777777 yang bermakna sempurna mencakup semua bidang kehidupan antara lain:
- Aluk Simuane Tallang (ritual-religius berpasangan) yang terdiri dari:
- Aluk Rambu Tuka’ (aluk rampe matallo), yaitu ritual-religius kesukaan.
- Aluk Rambu Solo’ (aluk rampe matampu’) yaitu ritual-religius kedukaan
- Aluk Talu Lolona yaitu: ritual religius yang berhubungan dengan tiga makhluk hidup:
- Alukna Lolo Tau (yang menyangkut kehidupan manusia)
- Alukna Lolo Tananan (yang menyangkut tanaman)
- Alukna Lolo Patuoan (yang menyangkut hewan)
- Aluk Rampanan Kapa (yang menyangkut perkawinan)
- Aluk Banua (yang menyangkut bangunan rumah)
- Aluk Padang (yang menyangkut tanah)
- Alukna Uai (yang menyangkut air)
- Aluk Tananan Pasa’ (yang menyangkut pasar).
Jadi seluruh tatanan kehidupan masyarakat Toraja diatur oleh aluk. Segala sesuatu didasarkan pada aluk, karena tanpa aluk kehidupan menjadi sia-sia. Yang melanggar aluk langsung mendapat hukuman dalam kehidupan ini. Hukuman ini hanya dapat dihapus dengan melakukan Massuru’ (penebusan dosa).
[Next | Sitarru'na]
No comments:
Post a Comment