Selamat Datang ,@}:-',-- Terima Kasih Atas Kunjungan Anda

Fungsi dan Peranan Lumbung Masyarakat Toraja

Pengetahuan dan peradaban masyarakat Toraja sudah termasyur dari jaman dahulu dan sudah sangat maju pada zamannya. hal ini bisa diidentifikasi dari cara mereka mendesign dan membuat rumah tinggal, tempat penyimpanan harta benda, bidang pertanian serta undang-undang atau pedoman hidup bermasyarakat serta lain sebagainya.

Dan yang akan dibahas di bahasan ini adalah keajaiban peradaban tempat penyimpanan harta benda yang dikenal dengan Lumbung dalam bahasa Toraja disebut Alang

Dalam kehidupan masyarakat jaman dahulu Alang atau lumbung ini mempunyai fungsi dan peranan penting, yakni:

  • Simbol status sosial
  • Tempat penyimpanan harta benda
  • Tempat penyimpanan bahan makanan seperti padi hasil panen
  • Tempat untuk bersantai
  • Tempat menerima tamu kehormatan
  • dan lain-lain


Bentuk atau model Alang ini hampir sama dengan Rumah adat/Tongkonan, hanya saja ukurannya yang lebih kecil dari tongkonan, dan ada beberapa aksesori ukiran yang tidak bisa digunakan pada lumbung atau Alang.

Alang juga berfungsi sebagai pasangan dari tongkonan dimana tongkonan disimbolkan sebagai Ibu dan Alang disimbolkan sebagai Ayah (ambe').

Tiang penyangga dari Alang adalah dari Pohon yang termasuk dalam jenis palem, dimana pelepahnya penuh duri dan buahnya bergerombol kecil-kecil bulat dengan kulit bersisik dikalangan masyarakat toraja tumbuhan ini disebut banga.
Mengapa dipilih jenis pohon ini sebagai tiang tidak lain karena selain sangat kokoh dan kuat juga batangnya licin dan tidak mudah dimakan oleh rayap. Oleh karena batangnya yang licin maka tikus sangat susah untuk memanjatnya sehingga padi dan harta benda lainnya yang disimpan diatasnya akan aman dari gangguan hama tikus.

Tiang penyangga lumbung ada yang 6 pilar, ada 8 pilar, ada juga yang 12 pilar. Tetapi awal mulanya adalah hanya 6 pilar karena perkembangan dan semakin melimpahnya hasil panen sehingga dibuatlah ukuran yang lebih besar.

Pada jaman dahulu pilar-pilar ini mempunyai peranan masing-masing, yakni:

  • Dua (2) pilar didepan (banga lindo) berperan sebagai sandaran Pemangku adat dan penyelenggara pemerintahan (To Parengnge dan To Makaka). Pada zaman dahulu orang-orang ini selalu ditempat karena mereka sebagai fungsi kontrol pada berjalannya acara sesuai dengan norma dan kaidah yang sudah disepakati. Mereka juga melakukan musyawarah untuk mencapai mufakat bilamana ada hal-hal yang perlu dimusyawarakan serta memberikan solusi yang terbaik, biasanya mereka dibawakan tempat masak mereka supaya mereka selalu ditempat.

  • Dua (2) pilar tengah (banga tangnga) berperan sebagai sandaran para penasehat dan penopang dalam bahasa toraja para petulak termasuk keturunan bangsawan, para ksatria (pa'barani) yang mendampingi to parengnge'

  • Dua (2) pilar di belakang (banga boko'/banga pollo') berperan sebagai sandaran para pelayan To Parengnge', To Makaka, dan To Petulak. Ketika masih strata sosial masih berlaku di toraja, di tempat inilah keturunan bangsawan yang menikah dengan hamba diberi kedudukan sebagai pelayan khusus atau dalam bahasa toraja disebut Kaunan Bulayan/bulaan/bulawan, pada umumnya garis ayah mereka adalah keturunan bangsawan

Tetapi pada zaman sekarang simbol lumbung bukan lagi sebagai simbol status sosial tetapi berperan sebagai pelestarian budaya warisan nenek moyang, fungsi-fungsi pilar juga sudah tidak total sama dengan fungsi dan peranan masa lalu.

Banyak lumbung yang sebenarnya tidak berisi padi melainkan hanya kosong karena sebagian fungsi dan perannya sudah sedikit bergeser.

Demikianlah sedikit uraian tentang fungsi dan peranan lumbung masyarakat toraja masa lalu, kalau ada yang tidak sesuai silakan dikoreksi dan ditambahkan kalau masih kurang

No comments:

Post a Comment