Selamat Datang ,@}:-',-- Terima Kasih Atas Kunjungan Anda

Prosesi Pemakaman Tingkat Tinggi Di Toraja Jaman Dahulu

Masyarakat Toraja sejak jaman dahulu kala sudah memiliki norma, nilai adat serta tradisi-tradisi yang boleh dikatakan sudah maju dijamannya. Masyarakat toraja juga sudah memiliki aturan-aturan yang harus dipatuhi atau dipedomanni dalam hidup bermasyarakat.

Dalam kehidupan masyarakat Toraja, mereka membagi tingkatan-tingkatan/strata sosial dalam kehidupan lengkap dengan aturan yang harus dipatuhi dan dihormati. Begitu juga dalam acara/proses pemakaman memiliki aturan tersendiri sesuai pranata sosial yang sudah diatur dan disepakati oleh para pemangku adat/pemerintahan pada jamannya. Akan tetapi seiring perkembangan jaman sistem ini mulai berubah dan bahkan hampir punah seiring meleburnya sistem kasta menjadi kesamaan hak dan kedudukan dalam kehidupan bermasyarakat.

Pada kesempatan ini akan dijabarkan jenis prosesi pemakaman untuk kasta tertinggi aturan masyarakat Toraja jaman dahulu, sebagai berikut:

  1. Sarrinan Bone-Bone

    Prosesi ini adalah prosesi yang tertinggi dari prosesi tertinggi lainnya, dimana pada prosesi ini semua aksesori yang berhubungan dengan acara kedukaan sesuai dengan tradisi wilayah adat masing-masing.

    Jumlah kerbau yang dikorbankan adalah minimal 42 kerbau dan jenis kerbau lengkap sesuai aturan wilayah adat masing-masing, diacarakan dalam suatu lapangan yang oleh orang Toraja disebut Rante Kalua'/Tandung sea-sea. dibuatkan tempat persemayaman yang tinggi dalam bahasa Toraja dikenal dengan istilah Lakkian dengan model seperti rumah adat Toraja, yaitu Tongkkonan. Pondok (lantang) dimodel seperti model rumah tongkonan (dilonga), pondok dibuat bertingkat-tingkat

    Almarhhum/mah diberi hiasan lapisan emas pada kain pembungkusnya dalam istilah Toraja di sebebut di daman bulaan/bulayan/bulawan.

  2. Rapasan Sapu Randanan

    Jumlah kerbau yang dikorbankan pada prosesi ini adalah 32 ekor - 41 ekor kerbau, diupacarakan di rante kalua' dibuatkan lakkian, lantang (pondok) dimodel seperti rumah Tongkonan (dilonga) dan bisa ditingkat bila diinginkan oleh keluarga almarhum/mah. Semua jeis kerbau juga lengkap sesuai aturan wilayah adat masing-masing, pembungkus mayat bisa dihiasi dengan lapisan emas kalau ada boleh juga hiasan (daman) warna keemasan.

  3. Rapasan Sundun

    Jumlah kerbau yang dikorbankan pada prosesi ini adalah 24 ekor - 31 ekor kerbau, diupacarakan di rante kalua' dibuatkan lakkian, lantang (pondok) dimodel seperti rumah Tongkonan (dilonga) dan bisa ditingkat bila diinginkan oleh keluarga almarhum/mah. Semua jeis kerbau juga lengkap sesuai aturan wilayah adat masing-masing, pembungkus mayat bisa dihiasi hiasan (daman) warna keemasan.

  4. Rapasan Biasa

    Jumlah kerbau yang dikorbankan pada prosesi ini adalah 16 ekor - 23 ekor, diupacarakan disekitar pelataran rumah duka dimana lakkian (pondok persemayaman) diletakkan disebelah barat depan Tongkonan dan di model seperti rumah tongkonan, lantang (pondok) dibuat hanya satu tingkat atau rata dengan lantai lumbung, pondok bisa dilonga tapi tidak secara keseluruhan, tempat penerimaan tamu (lantang karampoan inan sipoli' waimata okkoran sipakana) dibuat dengan model rumah biasa (dalam istilah orang Toraja Banua Soba'), bisa juga tanpa pondok penerimaan tamu dikarenakan kondisi dan keadaan dipelataran rumah duka yang terbatas. Jadi ketika tamu datang hanya berputar disekitaran pelataran rumah duka dan langsung masuk ke tempat yang sudah ditentukan. Pada prosesi ini semua jenis kerbau juga lengkap tetapi tidak selengkap seperti pada tiga jenis prosesi diatas, misalnya Kerbau salako dan jenisnya hanya disimbolkan dengan hanya satu atau lebih kerbau belang (bonga).

    Kain pembungkus mayat dihiasi dengan daman berwarna keemasan dan bisa dibuatkan patung (tau-tau nangka')

  5. Rapasan Dilayu-layu

    Pada Prosesi ini jumlah kerbau yang dikorbankan minimal 12 ekor kerbau dan dibuatkan pondok persemayaman didepan rumah tongkonan atau dedepan lumbung sesuai dengan ketentuan wilayah adat masing-masing. Biasanya kalau perempuan dibuat didepan lumbung kalau laki-laki didepan rumah tongkonan. Dan rumah persemayaman ini disebut tando' dan tidak dimodel seperti rumah tongkonan (tidak dilonga). Jumlah kerbau juga lengkap tetapi tidak selengkap seperti prosesi yang diatas dan belum bisa dibuatkan patung (tau-tau nangka)


Demikianlah sekilas sejarah masalalu sehubungan dengan prosesi pemakaman kasta tertinggi orang Toraja jaman dahulu, yang tentunya saat ini mungkin sudah tidak eksis lagi maksudnya semua kalangan yang mampu sudah bisa melakukannya tanpa pembatasan seperti dahulu kala.

Semoga ini bisa menambah pengetahuan akan sejarah peradaban masa lalu nenek moyang yang ditinggalkan bagi kita generasi muda orang Toraja

No comments:

Post a Comment