Kandungan Air
kandungan air dalam bahan bakar HFO/MFO sangat bervariasi, sumber air ini mungkin dari air laut atau murni dari proses pengolahan atau destilasi akibat kondensasi dalam tangki-tangki banker
Bila kandungan air dalam bahan bakar teremulsasi dengan baik, maka energi efektif dalam bahan bakar akan turun seiring maningkatnya kandungan air dalam bahan bakar sehingga akan menyebabkan meningkatnya konsumsi bahan bakar pada mesin
Bila bahan bakar terkontaminasi dengan air laut/garam maka akan menyebabkan korosi dalam jaringan penyaluran termasuk dalam sistem injeksi bahan bakar akibat klorin dalam air laut tersebut
Sebenarnya kandungan air dalam bahan bakar diharapkan berada di sekitar maximum 1% dalam banker, dan maximum 0.3% sebelum mesin untuk mengantisipasi kerusakan serta masalah pada jalur injeksi bahan bakar.
Sodium
Hadirnya sodium dalam bahan bakar akan berkontribusi timbulnya korosi/kerusakan pada klep gas buang, hal ini akan diperparah bila dengan hadirnya vanadium dalam jumlah yang tinggi. Korosi akan meningkat seiring naiknya temperatur atau naiknya beban keluaran mesin.
Sulfur
Sulfur dalam bahan bakar minyak dapat menyebabkan korosi dingin dan keausan khususnya pada beban rendah.
Sulfur bersama dengan vanadium atau sodium sulphur akan menyebabkan adanya penumpukan/terbentunya kerak pada sistem gas buang, dimana akan membentuk formasi kerak sulfat, dan kerak ini akan menyebabkan korosi panas.
Ash Content/Kandungan Debu
Tingginya kandungan debu dalam bahan bakar akan menyebabkan keausan elemen mesin akibat abrasi dan dapat menyebabkan korosi suhu tinggi akibat terbentuknya kerak.
Dan yang sangat berbahaya bila debu itu adalah vanadium dan sodium
Masing-masing komponen dalam debu akan membawa masalah yang berbeda pula, seperti:
Aluminiun dan silikon, debu ini terjadi pada proses oksidasi pada proses pemurnian pada kilang minyak. Kedua komponen debu ini akan menyebabkan kerusakan parah pada injection pump, nozzel-nozzel, cylinder liner, dan piston akibat dari proses abrasi yang menimbulkan keausan pada elemen-elemen tersebut.
Oksidasi dari vanadium dan dan sodium akan menyebabkan terbentuknya formasi kerak sodium vanadyl vanadates yang terjadi pada proses pembakaran akibat terjadinya pencampuran atau reaksi antara oksida-oksida dan vanadates, atau komponen-komponen debu lainnya seperti nikel, kalsium, silikon dan sulfur.
Suhu leleh akibat senyawa dari partikel ini akan melengket pada permukaan dan membetuk kerak pada valve pada sistem gas buang atau pada turbo-charger.
Deposit ini sangat korosif pada keadaan cair, yang akan merusak proteksi oksida layer pada Exhaust gas valve sehingga menyebabkan korosi panas dan akhirnya mengerat valve.
Formasi kerak juga ini akan mempersempit space elemen turbo-charger khususnya pada nozzle ring, dan turbine blade/sudu-sudu turbine, sehingga terjadinya penurunan efisiensi pada turbo-charger.
Akibat formasi ini akan menyebabkan proses pertukaran gas akan terganggu dimana udara yang masuk ke mesin berkurang akibat meningkatnya suhu dalam mesin tersebut.
Meningkatnya formasi kerak ini seiring dengan meningkatnya suhu dan beban keluaran mesin.
- Melakukan proses separasi bahan bakar secara effisien
- Lakukan pembersihan turbo-charger secara teratur menggunakan air (Turbine side washing dan turbine therminal shock cleaning)
- Melakukan pengambilan dan pemeriksaan sample bahan bakar pada banker untuk mengetahui kandunga debu yang dapat merusak mesin
- Melakukan pembersihan air filter dan charge air cooler secara teratur dan terjadwal berdasarkan/berpatokan pada besarnya penurunan tekanannya
Carbon Residue Content
Tingginya kandungan karbon residu akan menyebabkan terbentuknya kerak pada ruang bakar dan pada sistem gas buang khususnya pada beban rendah.
Formasi kerak pada injection nozzle tips akan menyebabkan gangguan pada proses pengabutan (atomisasi) bahan bakar dan merusak bentuk penyemprotan bahan bakar sehingga efisiensi pada proses pembakaran turun dan efek selanjutnya adalah terjadinya peningkatan suhu setempat
Deposit pada piston ring grooves dan ring akan menghalangi pergerakan dari ring sehingga meningkatkan blow-by gas pembakaran ke dalam crankcase yangmana akan meningkatkan fouling (kotoran) pada minyak pelumas.
Deposit pada exhaust gas sistem dan turbo-charger akan mengganggu proses pertukaran gas sehingga menyebabkan meningkatnya beban termal
Asphaltene Content
Aspal adalah suatu senyawa aromatik yang sangat kompleks dengan berat molekul yang tinggi biasanya terdiri atas unsur-unsur sulfur, nitrogen dan oksigen, serta unsur metal vanadium, Nikel dan besi.
Bila kandungan aspal dalam bahan bakar tinggi akan menyebabkan penyalaan yang lambat. Bila bahan bakar tidak stabil maka aspal dalam bahan bakar akan mengendap sehingga memblok/menyumbat filter-filter bahan bakar, juga akan menyebabkan sumbatan pada jalur pipa bahan bakar akibat endapan yang sudah menjadi kerak/mengeras. Bila konsentrasi aspal dalam bahan bakar tinggi akan menyebabkan borosnya penggunaan bahan bakar karena banyak yang terbuang sebagai sludge hasil buangan separator.
Pada sisi mesin bila kandungan aspal tinggi akan menyebabkan terbentuknya kerak dalam ruang bakar dan pada jalur gas buang khususnya bila mesin beroperasi pada beban rendah.
Total Sediment Potential
Total sediment potentian memberikan gambaran akan stabilitas bahan bakar.
Bila total sediment potential tinggi maka akan menimbulkan bahaya timbulnya sedimen (endapan) sludge dalam tangki penyimpanan sehingga membutuhkan penanganan yang lebih extra karena dapat menyumbat filter-filter bahan bakar bahkan strainer
No comments:
Post a Comment