Pada awalnya ribuan tahun lalu, ruang ini masih gelap gulita belum ada apa-apa sama sekali, belum ada hewan dan binatang, tumbuh-tumbuhan, belum ada tanam-tanaman, belum ada manusia. Bumi dan langit masih menyatu, bumi dan langit menikah dan melahirkan dua orang manusia:
- Puang matua
- Puang tulak padang
Puang Matua lahir dari perkawinan bumi dan langit, dia tumbuh dan berkembang, dan akhirnya Puang Tulak Padang menekan bumi kebawah dan langit/angkasa didorong oleh Puang Matua keatas. Akhirnya bumi dan langit terpisah satu sama lain maka jadilah bumi dan langit.
Puang Tulak Padang turun ke bumi dan Puang Matua naik ke langit. Pada saat Puang Matua sudah berada dilangit dan memandang dari atas dan ia melihat bumi masih kosong melompong, kemudia ia berfikir bahwa harus diciptakan segala-galanya. Akhirnya diciptakanlah :
- Puang pirik-pirik moyangnya angin
- Datu laukku moyangnya manusia
- Kumirrik moyangnya bambu
- Banturinno moyangnya kerbau
- Re’bona lentek moyangnya babi
- Pong maro moyangnya ayam
- Mambua tasak moyangnya pinang
- Mengkala’ka’ moyangnya rumput dan tumbuh-tumbuhan dan semua jenis tumbuhan dibumi
Semua itu diciptakan oleh puang matua dari dalam sebuah tabung udara kembar. Setelah semua itu diciptakan oleh puang matua dilangit, dan kesemua ciptaannya ini masih ditempatkan dilangit.
Ada seorang manusia dilangit Bernama Pong Bura Langi’ membuka pintu rumahnya dilangit kemudian ia melihat dari atas kebawah dan berkata dalam hatinya bahwa ini bumi dibawah bagus dijadikan kampung tapi sayang masih tertutup dengan air lautan.
Kemudian Puang Matua berfikir lagi dan mengambil satu genggam tanah diatas langit dan ditancapkan sebuah potongan tumbuhan gunung kemudian diturunkan kebawah bumi. Kemudian tumbuhan yang ditancapkan itu tumbuh subur sampai kelangit.
Dengan tumbuhan ini Pong Bura Langi’ mencoba berencana turun kebumi, tetapi belum sampai dipertengahan angin kencang/badai datang menerpanya sampai berayun kesana kemari, ke utara ke selatan, barat dan timur. Karena ketakutan akhirnya Pong Bura Langi kembali ke langit dan menemui Puang Matua dan berkata saya sangat letih dan Lelah diterpa angin badai.
Kemudian puang matua berfikir lagi, kemudian berkata mari kita membuat tangga dari langit ke bumi dan diciptakanlah tangga dari langit maka jadilah tangga penghubung antara langit dan bumi. Demikianlah puang matua menciptakan tangga dari langit ke bumi.
Tumpuan tangga dibumi berada sekitaran gunung lakawan disekitaran wilayah Rura. Setelah itu turunlah semua ciptaan Puang Matua itu kebumi melalui tangga yang telah diciptakan Puang Matua tersebut.
Akan tetapi ada 3 hewan yang turun dari langit tidak melalui tangga dari langit tersebut karena takut, hewan-hewan tersebut adalah:
- Moyangnya kerbau yakni menturino, ia turun dihulu bumi
- Moyangnya babita’bano lentek, ia turun disebelah barat di belau
- Moyangnya ayam, yakni pong maro’ ia turun dari langit dengan cara terbang kemudian hinggap diatas sebuah perahu dan kemudian terbang ke hutan.
Dengan adanya tangga penghubung antara langit dan bumi hubungan antara langit dan bumi, manusia dan Puang Matua sungguh sangat baik dan erat. Bila ada sesuatu yang akan dilakukan oleh manusia dibumi selalu menyampaikannya ke Puang Matua, sering pula Puang Matua turun dari langit memberkati manusia serta seluruh ciptaannya. Puang Matua memegang tampuk kekuasaan dan kebenaran.
Ada 4 orang yang diberi amanat oleh Puang Matua untuk memelihara apa yang dipercayakan padanya:
- Puang Tulak Padang, memelihara bumi bagian bawah
- Puang Banggai Rante, memerintah diatas muka bumi
- Puang Gaun Tikembong berkuasa atas langit
- Malaika’ Saratu Sumbung Pio sebagai pendamping Puang Matua.
Bersambung
No comments:
Post a Comment