- Pa’ Bungkang Tasik
- Pa’ Lolo Paku
- Pa’ Tangki’ Pattung
- Pa’ Bulintong
Pa' Bungkang Tasik atau dalam bahasa Indonesia Kepiting/Ketam Laut Ukiran ini merepresentasi bahwa pemilik tongkonan adalah orang pemberani menyeberangi lautan untuk mengais rejeki seperti bungkang yang hidup dilaut yang dalam
Pesan dan harapan dari ukiran ini adalah semoga keturunan dari tongkonan senantiasa memiliki jiwa pemberani dalam mencari rejeki
Pa' Lolo Paku disini maksudnya kuncup tumbuhan paku-pakuan, dimana kuncup muda dari tumbuhan paku ini dapat dijadikan bahan makanan dan juga obat-obatan.
Makna dari ukiran pa' lolo paku adalah boleh memberikan makanan tetapi jangan bengkok hati atau jangan memberikan sesuatu dan menuntut balas, hendaklah kita hidup lurus dan bijaksana dalam menanggapi persoalan hidup
Pa' tangk' pattung menyerupai paku bambu yang biasa digunakan untuk mengaitkan tiang bangunan. Ukiran ini melambangkan kebesaran bangsawan Toraja dan lambang persatuan yang kokoh seperti paku bambu.
Ada juga motif pengembangan dari Pa' tangki' pattung.
Motif ini terdiri dari 4 bundaran benda seragam dan membentuk angka 8 sebangun, yang bila dijumlah menjadi 16, sama dengan 1+6=7. Angka 7 merupakan angka sakral bagi orang Toraja sesuai dengan falsafah aluk sa'bu pitu ratu' pitung pulo pitu (Seribu Tujuh Seratus Tujuh atau 7777). Ukiran ini merupakan lambang kebersamaan dan kekeluargaan Toraja.
Pa' Bulintong/bulittong dari kata bulintong/bulitting dalam bahasa Indonesia adalah kecebong
Jadi keturunan tongkonan disimbolkan bagaikan kecebong dalam kubangan kerbau mereka berenang dengan bebas menikmati hidup
Ukiran ini merupakan simbol harapan berkembangnya keturunan seperti bulintong/bulittong yang berkembang dengan cepat dan banyak dan semoga diberi rezeki yang semakin hari semakin naik dan juga kesejahteraan hidup mereka
Pa' bulittong/bulintong menggambarkan pemilik tongkonan sebagai keluarga yang besar, berlimpa rezeki dan senantiasa hidup bahagia
No comments:
Post a Comment