Selamat Datang ,@}:-',-- Terima Kasih Atas Kunjungan Anda

14 Jenis Tarian Toraja

Toraja adalah sebuah daerah administratif dalam wilayah Sulawesi Selatan. Toraja sangat kaya dengan peradaban masa lalu yang sangat terkenal seantero dunia.
Toraja boleh dikatakan sebagai daerah lumbung pariwisata Sulawesi Selatan, takhayal pemerintah Sulawesi Selatan dan Daerah bahkan pusat memberikan perhatian untuk pembangunan dan pengembangan serta pelestarian nilai-nilai budaya yang luhur yang ditorehkan oleh nenek moyang masa lalu.

Nenek moyang orang Toraja masa lalu sudah memiliki ilmu pengetahuan yang sangat luar biasa, hal ini bisa disaksikan dengan model bangunan rumah tongkonan yang sangat artistik dan mengagumkan dan juga adanya tradisi-tardisi masa lalu yang sangat mempesona.

Salah satu maha karya Nenek Moyang Orang Toraja masa lalu yang masih bisa dinikmati saat ini adalah 14 (empat belas) jenis tarian hasil ciptaannya, sebagai berikut:

    1. Tarian Manimbong (Tarian doa ucapan syukur)

        Tarian ini adalah tarian kesukaan artinya hanya dilakukan pada acara suasana kegenbiraan (Rambu Tuka')
        Para penarinya adalah kalangan pria dengan menggunakan perhiasan-perhiasan kebesaran orang Toraja yang konon ceritanya berunsur magis, perhiasan-perhiasan itu adalah:

      • La'bo' Penai (Parang kuno orang Toraja)
      • Sarita (Jenis kain yang langkah, hanya orang-orang tertentu yang memilikinya pada masa lalu)
      • Songko' Londong (Anyaman ikat kepala dari bulu ayam)
      • Okkoh-Okkoh (sejenis tameng peralatan perang orang Toraja)
      • Manik Tora (untaian taring babi)
      • Bulu gassi (bunga tumbuhan sejenis bambu berdaun mulus yang sudah dikeringkan)

      • Pada kesempatan lain saya akan bahas lebih jauh tentang manimbong ini

    2. Tarian Pa' Pondesan

        Tarian ini dibawakan oleh beberapa pria dan tidak memakai baju kecuali pada adat khusus. Para penari memakai kuku tiruan dan diiringi oleh suling


    3. Tarian Pa' Gellu'

        Inilah tarian yang paling terkenal dari Toraja. Penarinya berasal dari beberapa remaja putri yang menggunakan pakaian khusus penari (bayu Pokko') dan perhiasan emas antik seperti:

      • Sa'pi' (Mahkota yang diselipkan pada kepala bagian depan bagi wanita
      • Kandaure (Anyaman manik-manik kebesaran orang Toraja)
      • Gayang (keris emas tanda kebesaran orang Toraja)
      • Manik ata' (Kalung kebesaran orang Toraja)
      • Gallang bulayan (gelang emas simbol kekayaan dan kebesaran)
      • Dan lain-lain
      • Tarian ini dibawakan pada upacara kegembiraan seperti pada pesta panen, pesta perkawinan dan menyambut tamu.

    4. Tarian Ma' Dandan (tarian doa dan ucapan syukur)
        Tarian ini adalah pasangan dari tarian manimbong dimana penarinya dari kaum perempuan.
        Juga akan dibahas pada kesempatan lain secara mendetail
    5. Tarian Pa' Bonebala

        Tarian yang hampir sama dengan tarian Pa’Gellu. Yang membedakan hanya lagu dan ritme gendangnya


    6. Tarian Manganda'

        Tarian yang dibawakan oleh sekelompok lelaki yang menggunakan tanduk kerbau dikepala dan dihiasi uang logam dan menggunakan semacam bel yang berdering-dering diiringi teriakan


    7. Tarian Pa' Dao Bulan

        Tarian yang dibawakan beberapa remaja putri dan dimainkan secara massal pada upacara panen atau menyambut tamu


    8. Tarian Pa' Katia

        Tarian duka tradisional untuk menyambut tamu pada upacara pemakaman golongan bangsawan. Para penari memakai pakaian seragam dengan topi kepala (sa’pi)


    9. Tarian Pa' Landing /Pa' Randing

        Tarian untuk menjemput dan mengantar pahlawan perang yang akan pergi medan perang atau dari meden pertempuran. Para penari memakai perisai dan tanduk kuningan di kepala. Sekarang ini digunakan untuk upacara pemakaman orang bangsawan untuk menyambut rombongan tamu


    10. Tarian Ma' Parando

        Tarian yang dilakukan di acara kedukaan. Jika ada seseorang meninggal dunia dan mempunyai cucu dua lapis maka sewaktu penguburannya, semua cucu perempuan dinaikkan diatas bahu laki-laki dibawa keliling rumah tempat upacara pemakaman diadakan. Para gadis remaja berpakaian adat lengkap dan diterangi obor pada malam hari.


    11. Tarian Ma' Dondi'

        Ditarikan pada upacara pemakaman dan kata-kata yang digunakan pada tarian Ma’dondi sama dengan Ma’badong tapi beda iramanya


    12. Tarian Ma' Papangngan (Tarian penghormatan dan mempersilakan para tamu menikmati suguhan siri dan sejenisnya dari siempunya acara)

        Tarian penjemputan tamu yang dilakukan oleh gadis berpakaian lengkap dan diiringi suling dan lagu duka (Pa’marakka)


    13. Tarian Memanna

        Tarian yang dibawakan di acara pemakaman orang yang mati karena dibunuh. Para penari berasal dari laki-laki, berpakaian compang-camping dari tikar robek, ikat kepala dari rumput, senjata dari bambu, perisai dari pelepah pinang atau kulit batang pisang

Itulah ke-14 jenis tarian maha karya Nenek Moyang kita di masa lalu, kita sebagai generasi muda harus senantiasa menghargai hasil karya warisan nenek moyang dengan cara melestarikan nilai-nilai budaya nenek moyang yang sangat luar biasa dan unik ini.

Semoga kita sebagai generasi muda Toraja senantiasa memberikan ruang di hati kita untuk memelihara maha karya peradaban nenek moyang masa lalu dan senantiasa ingin menggali lebih dalam untuk mengetahui lebih mendetail makna dari setiap hasil karya ini.

Kapurung, Palopo dan Pang Rarang

Palopo

Palopo adalah makanan khas tradisional Tana Toraja yang mungkin sangat asing bagi generasi muda Toraja saat ini, mungkin saja sering melihat atau bahkan menikmatinya tetapi tidak mengetahui apa nama sebenarnya untuk kuliner satu ini.

Palopo adalah kuliner Toraja yang hampir sama dengan Kapurung atau papeda (papua), sinonggi (kendari) yangmana bahan dasarnya tepung sagu yang telah disiram air panas kemudian dibentuk bulat bulat sempurna dan masukan ke dalam kuah ikan atau daging agar agar terbuyur dengan baik.

Kuliner satu ini sangat diberbagai suasana cuaca tetapi paling pas ketika cuaca dingin atau hujan, yang bermamfaat sebagai penghangat badan.




Kapurung

Kapurung adalah kuliner Toraja terkenal dan sangat diminati oleh masyarakat Toraja, apalagi kalau suasannya dingin.
Bahan dasar dari kuliner ini sama dengan palopo yaitu sagu hanya campuran lainnya saja yang berbeda yakni ikan, sayur, kacang dan rempah lainnya untuk menggugah selerah.





Pangrarang

Kuliner Toraja yang satu ini boleh dikatakan mirip dengan sate, yakni sama-sama dipanggang diatas api yang membedakannya adalah potongan, bumbu dan perapiannya.
Tetapi kuliner ii merupakan sate ala Toraja yang sudah dinikmati dan dilakukan secara turun temurun dari generasi-ke generasi Toraja sampai saat ini.

Pang Rararang atau sate ala Toraja ini hanya dilumuri garam, kemudian dibakar atau dipanggang dalam api atau diatas bara api hingga matang.
Mengapa dinamakan Pang Rarang? itu karena bagian dalam dari daging panggang ini kelihatan masih merah



Pangrarang ini sangat sedap dinikmati bersama dengan nasi, cabai ulek dan sedikit perasan air jeruk




Back | Sule

Utan Tu'tuk & Pokon

Tu’tuk Utan

Tu’tuk utan adalah biasanya sayuran dibuat dari daun singkong yang ditumbuk, mirip dengan urap. Berdasarkan campurannya sayuran ini terdiri atas 2 jenis, yaitu:

  • Sayur Tu'tuk dengan campuran kelapa dan ikan teri yang sudah dikeringkan
  • Sayur tu'tuk dengan campuran daging babi


Jenis kuliner ini tidak meninggalkan kuah tetapi setengah kering atau kelihatan lembab, kuliner ini bisa disuguhkan dengan ala pedas bisa juga tanpa cabai. cabai yang biasa digunakan adalah cabai khas Toraja yaitu lada katokkon dan lada barra' (cabe rawit)




Pokon

Kuliner khas Toraja yang dinamakan pokon ini adalah kuliner yang biasanya dibuat ketika ada acara selamatan atau syukuran terlebih khusus pada acara untuk rumah adat dan juga ketika acara mengumpulkan kerbau (ma' tammu tedong / ma' palao) pada upacara kematian.

Tampilan pokon mirip dengan lontong tetapi kalau pokon bahannya adalah beras pulut/ketan dan ukuran pokon juga cenderung kecil.

Pokon berbahan dasar beras ketan hitam atau putih yang dicampur dengan parutan kelapa untuk kemudian dibungkus memakai daun bambu atau daun rotan.

Pokon enak disantap bersama dengan segelas teh hangat atau kopi juga dengan indomie, daging kerbau, babi atau ayam.





Back | Sule

Pa' Piong Burak & Pantollo' Rangke

Pa’Piong Burak

Pa' Piong Burak adalah kuliner ala Toraja dimana campuran sayurannya adalah batang pisang mudah yang dioleh sedemikian rupa sehingga menghasilkan suatu kuliner yang sangat mengundang selera, baik dari segi aromanya maupun dari rasanya ketika dicicipi
,br> Makanan khas Toraja yang satu ini terdiri atas 3 jenis, yaitu:

  • Pa' Piong Burak Duku' Manuk (Daging ayam)
  • Pa' Piong Burak Bale (Ikan)
  • Pa' Piong Burak Duku Bai

Menu utama dalam kuliner ini adalah daging ayam dan burak, ikan dan burak serta daging babi yang dimasak dengan campuran bumbu khas dan dipanggang atau dibakar diatas bara api atau api. Tampilannya mirip dengan pepes Sunda, begitu pula dengan rasanya.

Cara memasaknya adalah pertama daging ayam atau daging babi atau ikan dicampur dengan batang pisang muda danjugan bumbu lainnya seperti bawang merah, bawang putih, merica, serai, kelapa muda, dan juga batang pisang muda kemudian dimasukkan dalam bambu lalu dibakar atau dipanggang di atas api atau bara api.



Pantollo' Rangke

Pada jaman dahulu kuliner dengan menu daging anjing ini dekenal dengan nama pantollo rangke
Pantollo' rangke atau RW atau pa'tong adalah salah satu kuliner Toraja yang sangat diminati bagi yang berminat. dari aromanya membuat tak sabar untuk mencicipinya dan kalau dicicipi rasanya sangat mengundang selera.
Kuliner ini jenis kuliner dengan rasa pedas yang extra, jadi bagi yang tidak mampu dengan rasa pedas yang extra bisa menyiapkan air sebanyak-banyaknya sebagai penawarnya hehehehe.
Jenis kuliner ini tergolong mahal karena bahannya yang jarang serta mahal dan proses pengolahannya yang membutuhkan waktu yang lama.

Untuk jenis kuliner ini tidak disajikan untuk semua orang tetapi hanya bagi siapa saja yang berminat dan cocok.

Kuliner ini hampir sama dengan kuliner rica-rica Manado yang terkenal pedas itu. Jadi bagi yang berminat jangan lupa dinikmati ya sebelum meninggalkan Toraja, karena kalau tidak akan membuatmu menyesal kalau tidak sempat menikmatinya hehehe. Kuliner ini banyak disajikan di warung-warung makan.

Selamat mencoba semoga tidak penasaran lagi





Back | Sule

Pa' Piong Bai & Pa' Piong Bo'bo'

Pa’piong Babi

Makanan khas Toraja pa' piong bai/daging babi makanan khas Toraja yang dimasak dengan memasukkan daging babi kedalam bambu/menggunakan bambu yang dicampur dengan rempah khas Toraja bersama dengan cabai asli Toraja yang dikenal dengan nama lombok katokkon serta beberapa jenis sayuran ala Toraja kemudian dibakar/dipanggang diatas api atau bara api.

Berdasarkan campurannya Pa' Piong duku bai dibagi dalam beberapa jenis:

  • Pa'piong duku' bai dengan campuran daun mayana dengan rempah khas Toraja
  • Pa' piong duku' bai dengan campuran daun singkong dengan rempah khas Toraja
  • Pa' piong duku' bai dengan campuran daun jambu batu dan campuran rempah khas Toraja
  • Pa' piong duku' bai dengan campuran daun sualang sejenis daun dewa dan campuran rempah khas Toraja
  • Pa' piong duku' bai dengan hanya campiran cabai khas Toraja dan garam



Pa’piong Bo’bo Bo'bo'

Pa' Piong bo'bo' adalah makanan khas Toraja dimana beras dimasukkan kedalam bambu dengan campuran santan kelapa dan rempah lainnya kemudian dibakar/dipanggang diatas api atau bara api.
Makanan ini biasa juga disebut dengan lemang.

Jenis Kuliner ini pada jaman dahulu biasanya dibuat pada acara-acara tertentu, seperti acara:

  • Selamatan/syukuran
  • Ibadah aluk todolo (agama kepercayaan nenek moyang orang Toraja)


  • Tetapi seiring berjalannya waktu dan perkembangan zaman, Pa piong jenis ini mendunia artinya kapan saja bisa dibuat sesuai keinginan orang perorang untuk membuatnya entah sebagai oleh-oleh, ataupun sebatas dikonsumsi untuk keluarga saja.

    Kuliner yang satu ini pula favorit masyarakat lokal Tana Toraja maupun wisatawan dari luar dan dalam Indonesia.

    Jadi bagi siapa saja yang berkunjung ke Toraja jangan lupa mencicipi masakan yang satu ini ya hehehe




    Back | Sule

Pengoperasian PLTU secara Handal dan Efisien

Untuk mengetahui handalnya suatu pembangkit listrik adalah dengan mengetahui parameter-parameter yang ada dibawah ini:



Keandalan suatu pembangkit listrik
Faktor-faktor keandalan ditentukan oleh:

  • Reliability adalah peluang sebuah komponen sub-sistem atau sistem melakukan fungsinya dengan baik, seperti yang dipersiaratkan dalam kurun waktu tertentu dan dalam kondisi operasi yang tertentu pula

  • Indeks Keandalan adalah menunjukkan nilai dan kinerja pembangkit ditinjau dari segi:

    • Jam ketersediaan
    • Besar daya mampu yang dapat dihasilkan
    • Nilai derating
    • Jam keluar akibat keterpaksaan dan terjadwal
    • Indikator Handal
      • AF (Availability Factor) adalah rasio atau perbandingan antara jam unit pembangkit siap beroperasi terhadap jumlah jam dalam satu periode tertentu

        AF = [(Jam unit siap beropoerasi, AH) / (jam dalam 1 tahun, PH)] x 100%

      • CF (Capacity Factor) adalah rasio antara total produksi dengan daya mampu unit pembangkit

        CF = [(Produksi Bruto, MWH) / (Daya mampu, MWH x Jam dalam 1 tahun, PH)] x 100%

      • EAF (Equivalent Availability Factor) adalah ekivalen availability yang telah memperhitungkan dampak dari derating pembangkit.

        EAF = [(AH - (EPDH + EFDH + EFDHRS) / PH)] x 100%

      • EFOR (Equivalent Forced Outage Rate) adalah Forced outage rate yang telah memperhitungkan dampak dari derating pembamgkit listrik

        EFOR = [(FOH + EFDH)/(FOH + SH + EFDHRS)] x 100%

  • Durasi, mengindikasikan faktor-faktor sebagai berikut:
    • Service Hours (SH) adalah jumlah jam operasi unit pembangkit listrik tersambung ke jaringan transmisi baik pada kondisi operasi normal maupun kondisi derating

    • Available Hours (AH) adalah jumlah jam unit pembangkit siap dioperasikan yaitu Service Hours ditambah Reserve Shutdown Hours

    • Period Hours (PH) adalah total jumlah jam dalam suatu periode tertentu yang sedang diamati selama unit dalam status aktif

    • Reserve Shutdown Hours (RSH) adalah jumlah jam unit tidak dapat beroperasi karena tidak dibutuhkan oleh sistem jaringan karena pertimbangan ekonomi

    • Forced Outage Hours (FOH) adalah jumlah jam unit keluar paksa akibat dari gangguan termasuk gagal start

    • Maintenance Outage Hours (MOH) adalah jumlah jam unit tidak dapat beroperasi karena adanya rencana pemeliharaan atau Maintenance Outage (MO) dan Maintenance Outage Extensions (MEH) dari maintenance Outage (MO)

    • Scheduled Outage Hours (SOH) adalah jumlah jam unit tidak dapat beroperasi karena keluar terencana baik planned Outage maupun Maintenance Outage dan Scheduled Outage Extensions dari Maintenance Outage dan Planned Outage (PO)

    • Planned Outage Hours (POH) adalah jumlah jam unit tidak dapat beroperasi sebagai akibat dari planned outage untuk pelaksanaan pemeliharaan, inspeksi, dan overhaul yang telah dijadwalkan jauh hari sebelumnya termasuk Planned Outage Extensions (PEH)

    • Equivalent Planned Derated Hours (EPDH) adalah perkalian antara jumlah jam unit pembangkit derating terencana (Planned derating) termasuk Extension (DE) dan besar penurunan derating dibagi dengan DMN.
      Setiap kejadian derating terencana (PO dan DE) dikonversi menjadi jam ekivalen full outage yang diperoleh dengan cara mengalikan durasi derating aktual dalam jam dengan besar derating dalam MW dan membagi perkalian tersebut dengan DMN pembangkit dalam MW

    • Equivalent Forced Derated Hours (EFDH) adalah perkalian antara jumlah jam unit pembangkit deratig secara paksa (forced derating) dengan besarnya penurunan derating dibagi DMN.

      Setiap kejadian Forced Derating dikonversikan menjadi jam ekivalen full outage yang diperoleh dengan cara mengalikan durasi derating aktual dalam jam dengan besar derating dalam MW dan membagi perkaian tersebbut dengan DMN pembangkit dalam MW.

    • Equivalent Seasonal Derated Hours (ESEDH) adalah perkalian antara MW derating unit pembagkit akibat pengaruh cuaca/musim dengan jumlah jam unit pembangkit siap kemudian dibagi dengan DMN

    • Equivalent Forced Derated Hours during Reserve Shutdown (EFDHRS) adalah perkalian antara jumlah unit pembangkit forced derating selama reserve shutdown dan besar penurunan derating dibagi dengan DMN.

      Setiap kejadian forsed derating selama reserve shutdown dikonversi manjadi jam ekivalen full outage yang diperoleh dengan cara mengalikan durasi derating aktual dalm jam dengan besar derating dalam MW dan membagi hasil perkalian tersebut dengan DMN pemabngkit dalam MW

  • Indikator Kinerja Pembangkit

    • AF (Availability Factor) adalah rasio atau perbandingan antara jam unit pembangkit siap beroperasi terhadap jumlah jam dalam satu periode tertentu

    • EAF (Equivalent Availability Factor) adalah ekivalen availability yang telah memperhitungkan dampak dari derating pembangkit

    • EFOR (Equivalent Forced Outage Rate) adalah Forced outage rate yang telah memperhitungkan dampak dari derating pembamgkit listrik

    • SOF (Schedule Outage Factor) adalah rasio dari jumlah jam unit pembangkit keluar terencana (planned dan maintenance outage) terhadap jumlah jam dalam periode tertentu.

      Besaran ini menunjukkan persentase kondiei unit pembangkit akibat pelaksanaan pemeliharaan, inspeksi dan overhaul pada periode tertentu

    • CF (Capacity Factor) adalah rasio antara total produksi dengan daya mampu unit pembangkit



| Next Action Plant Operator |

Action Plant Operator

Dalam hal menunjang dan menjamin keandalan pembangkit listrik, maka operator pembangkit listrik harus mengetahui hal-hal berikut ini:

  • Spesifikasi alat bantu dan peralatan
  • Fungsi dan cara kerja peralatan
  • Karakteristik peralatan
  • Sistem proteksi peralatan
  • Tingkat redudancy peralatan (OCR)
  • Tingkat kekritisan peralatan (SCR)


Dalam menunjang dan menjamin keandalan pembangkit listrik, maka operator harus melakukan hal-hal berikut ini:

  • Mengoperasikan peralatan sesuai dengan Standard Operation Procedures (SOP)
  • Mengoptimalkan monitoring dan patroli cek
  • Secara rutin melakukan pertukaran operasi peralatan yang perlu di tukar setiap waktu
  • Secara rutin melakukan test kesiapan peralatan
  • Menganalisa secara tepat bila terjadi penyimpangan parameter peralatan
  • Setiap kegiatan/aktivitas baik sisi operator maupun pemeliharaan harus didokumentasikan



| Back to Operation Handal PLTU | Next Indikator Eff PLTU |

Indikator Efisiensi PLTU

Untuk mengetahui efisiensi maka faktor-faktor yang harus diketahhui adalah sebagai berikut:

  • SFC (Spesific Fuel Oil Consumption) adalah jumlah bahan bakar yang dimamfaatkan untuk menghasilkan daya tiap satu satuan waktu atau rasio antara jumlah bahan bakar dengan total produksi

    SFC = [(FC / Ne)
  • Efisiensi adalah rasio antara output dan input energi

    Eff = [Energi keluar/energi masuk] x 100%
  • PHR (Plant Heat Rate) adalah rasio energi input dan energi output

    PHR = [energi input / energi output]
  • MO (Merit Order) adalah harga energi (Rp/Cal) yang dibutuhkan terhadap NPHR

    MO = Harga bahan bakar (Rp/cal) x NPHR



Metode perhitungan efisiensi boiler secara langsung:

ηB = [Produksi Panas Boiler / Panas yang dihasilkan bahan bakar] x 100%


Metode perhitungan efisiensi boiler dengan memperhitungkan kerugian-kerugian boiler:

ηB = 100% - (LG + LH + LMF + LMA + LυC + LRAD + LLU)

Dimana:
    LG = kerugian panas pada gas buang
    LH = kerugian panas akibat penguapan karena terbentuknya H2O dari senyawa H2 dalam bahan bakar
    LMF = kerugian panas akibat kandungan air dalam bahan bakar
    LMA = kerugian panas akibat kandungan air dalam udara
    LυC = kerugian panas akibat kandungan karbon tidak terbakar
    LRAD = Kerugian panas akibat radiasi
    LLU = kerugian panas yang tidak terhitung


    | back to Action Plan Operator | back to Operation Handal PLTU |

Pantollo' duku' Manuk & Pa' Piong

Pantollo Duku Manuk (Masakan daging ayam)

Pantollo' duku' manuk adalah masakan khas Toraja dengan bahan dasar daging ayam yang dicampur dengan:

  • Mayana (bulu nangko) dan bumbu bumbu khas Toraja
  • Burak (batang pisang) dan bumbu khas Toraja
Kuliner Khas Toraja ini mempunyai cita rasa yang mantap sehingga seakan-akan tak mau berenti untuk mengunyahnya
Pada masakan ini selalu ditemani dengan cabai rawit atau lombok katokkon yang terkenal akan rasa pedasnya. Meskipun disajikan pedas, namun tetap saja rasanya lezat.



Pa’piong (Masakan daging atau nasi dalam bambu)

Pa' Piong adalah masakan khas Toraja ini dimasak dengan bambu. Jenis makanan yang diolah menggunakan media bambu ini adalah:

  • Daging babi dengan campuran sayuran mayana (dalam bahasa Toraja dikenal dengan nama Bulu nangko atau serre akko) dan bumbu rempah lainnya
  • Daging ayam dengan campuran batang pisang (burak dalam bahasa Toraja) dan bumbu serta rempah lainnya
  • Daging anjing. Metoda ini banyak dilakukan pada jaman dahulu, tetapi untuk sekarang ini sudah sangat jarang dilakukan
  • beras/nasi yang biasa dikenal dnegan lemang


Pa' Piong BabiPa' Piong ayam burakPa' Piong Nasi



Back | Sule

Pantollo' Duku' Bai (Daging Babi) dan Pantollo' Bale (Ikan)

Pantollo Duku Bai (Masakan Daging babi)

Makanan khas Suku Toraja yang satu ini sama dengan pantollo lendong, hanya saja pada pantollo duku ini memakai daging babi sebagai bahan pokoknya untuk kemudian diolah dengan pamarasan atau sejenis rawon yang dicampur dengan bumbu rempah khas Toraja serta tidak lupa tambahan lombok katokkon cabai khas Toraja yang terkenal akan sensasi pedasnya yang mantap.



Pantollo Bale (Masakan ikan)

Hampir sama dengan pantollo lendong dan pantollo duku bai, makanan ini menjadi favorit hampir sebagian besar masyarakat Tana Toraja dan bahkan wisatawan manca negara menyukainya. Perbedaan pantollo bale dengan kedua jenis pantollo yang sudah lebih dulu disebutkan adalah bahan dasarnya. Pantollo bale menggunakan daging ikan sebagai bahan pokok pembuatannya. Ikan yang biasa dipakai adalah ikan mas ataupun ikan tongkol, tergantung ikan jenis mana yang lebih mudah didapat. Masakan ini terbagi dalam 2 jenis, yaitu :

  • Masakan disajikan tanpa kuah karena cara membuatnya hanya dengan cara digoreng atau dipangggang
  • Masakan yang disajikan dengan kuah



Back | Sule

Pantollo' Pamarrasan & Pantollo' Lendong

Pantollo' Pamarrasan

Pantollo pamarrasan merupakan sajian kuliner khas Toraja yang diolah menggunakan bumbu utama berupa pamarrasan atau bumbu kluwak hitam atau dikenal juga dengan nama rawon. Kalau di Toraja disebut dengan Pangi.
Pantollo pamarrasan ini dibuat dengan campuran daging babi, kerbau, ikan, maupun belut dengan tambahan lombok katokkon ciri khas Toraja serta pari.



Pantollo' Lendong

Pantollo lendong (tollo' lendong) merupakan masakan khas Toraja yang dibuat dari belut dan dimasak dengan pamarasan dan sayur pangi. Pantollo pamarrasan adalah jenis rawon khas Toraja serta campuran rempah rempah khas Toraja. Pantollo' lendong menjadi sajian menu wajib bagi masyarakat Toraja saat ada acara adat yang sedang digelar. Masakan khas berkuah ini mempunyai rasa yang lezat sehingga wajib anda coba ketika berkunjung ke Tana Toraja




Back | Sule

Kuliner Khas Toraja

Toraja merupakan tempat yang sudah sangat terkenal karena budaya dan upacara adatnya yang terbilang unik. Toraja merupakan tujuan para wisatawan karena nilai adat yang dimiliki daerah ini sangatlah tinggi. Mungkin ketika anda berkunjung ke Toraja ini, anda akan menemukan banyak sekali hal hal yang tidak lazim, untuk itu penting bagi anda yang akan berkunjung ke Toraja untuk mengetahui seluk beluk budaya Toraja terlebih dulu. Selain adat budayanya yang unik, Toraja juga mempunyai sajian makanan khas yang begitu menggoda. Meskipun makanan khas Toraja tidak sepopuler dan seterkenal makanan khas dari daerah lain layaknya masakan Padang, namun soal rasa makanan khas Tana Toraja ini tidaklah kalah. Masing masing daerah di Indonesia ini memang mempunyai makanan khas yang diunggulkan dan cita rasa yang enak, begitu juga dengan Tana Toraja. Berikut daftar lengkap makanan khas Tana Toraja terpopuler yang bisa anda coba saat berkunjung ke Toraja